Ini dia yang ditunggu, video sesudah seluruh rangkaian acara selesai. Selamat menonton dan menikmati guys!
UPAH atau yang sering disebut Ubah Sampah adalah brand produk dari kreasi sampah yang diproduksi langsung oleh warga Kelurahan Taman Sari RW 15, Bandung.
Thursday, March 17, 2016
After Movie PMTI 2016
Ini dia yang ditunggu, video sesudah seluruh rangkaian acara selesai. Selamat menonton dan menikmati guys!
Hari Ketiga PMTI 2016, 5 Maret 2016
Penutupan Acara PMTI 2016
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu, berikut ini merupakan foto-foto pada penutupan acara PMTI 2016.
Pengabdian Masyarakat Teknik Industri 2016
Pengesahan Bank Sampah oleh PMTI 2016
Ini dia, keseruan dangdutan di PMTI 2016
Antusiasme panitia PMTI saat dangdutan
Saling merakul dan saling dangdutan di PMTI
MC kita di acara penutupan PMTI 2016
Bendera Teknik Industri yang dikibarkan di RW 15 kelurahan Taman Sari
Video ESC 2016
Berikut ini, merupakan
video rangkaian acara hari pertama dan kedua. Selamat menonton dan menikmati guys!
Hari Kedua PMTI 2016, 27 Februari 2016
Acara PMTI hari kedua jatuh pada hari
sabtu tanggal 27 februari 2016. Pada pukul 13.30 acara dimulai dengan
pengenalan ilmu pemasaran dan branding
oleh pembicara. Pembicara yang datang merupakan seorang ahli pemasaran yang
sudah sering mengadakan seminar, pembicara bernama Bapak Adhi Prasetyo. Warga
yang hadir pada seminar ini cukup banyak yakni 20 orang. Sebagian besar warga
yang hadir merupakan ibu-ibu rumah tangga. Seminar dilaksanakan di kantor RW Taman Sari.
Bapak Adhi memulai seminarnya dengan perbincangan
ringan terhadap warga Taman
Sari. Setelah mengenal warga dan
mengetahui masalah yang dihadapi warga dalam pemasaran, barulah Bapak Adhi memulai
seminarnya. Dalam semiarnya, Bapak Adhi menjelaskan berbagai macam ilmu
pemasaran khususnya pemasaran melalui media internet. Akan tetapi, karena
keterbatasan teknologi yang dimiliki warga Taman Sari, warga masih belum mampu untuk berjualan
dengan menggunakan media internet. Mendengar hal itu, Bapak Adhi akhirnya
menyarankan warga untuk mau bekerja sama dengan toko kerajinan atau super
market agar mereka mau memasarkan produk warga. Menurut beliau, produk daur
ulang yang baik dapat dijual dengan harga yang tinggi dipasaran, dimana
keuntungan sebuah produk bisa jauh lebih besar dibandingkan dengan modalnya.
Solusi lainnya yaitu dengan mengikuti pameran atau bazar kecil dimana beberapa
produk warga dpamerkan disana. Sayangnya pameran daur ulang masih jarang ada di
Indonesia. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara pembicara dan
warga. Setelah mendengar seminar dari Bapak Adhi, warga menjadi semakin
mengerti teknik – teknik pemasaran dan mereka menjadi mau memulai kembali
pembuatan produk daur ulang dan menjualnya kepasaran. Seminar akhrinya ditutup
dengan pemberian pelakat
dari perwakilan HMPSTI UNPAR kepada Bapak Adhi.
Pada pukul 14.40 acara dilanjutkan
dengan pelatihan pembuatan produk daur ulang secara lebih lanjut oleh divisi trainer dari ESC. Pelatihan yang
dilakukan kali ini adalah pemberian plitur terhadap tas daur ulang yang telah dibuat oleh warga
pada acara hari pertama. Hal ini bertujuan agar daya tahan dari produk
bertambah. Akhirnya acara ditutup pada pukul 16.00 setelah pelatihan berakhir.
Masyarakat merasa senang dan terhibur melalui acara yang diadakan pada hari
ini. Selain itu mereka juga mendapatkan produk baru yang dapat dijual dari
hasil pelatihan selama dua hari bersama divisi trainer esc.
Hari Pertama PMTI 2016, 20 Februari 2016
Pada pukul 9 pagi hari, acara PMTI UNPAR dimulai
dengan kata sambutan dari perwakilan dosen Teknik Industri UNPAR,
ketua RW taman sari, dan ketua HMPSTI UNPAR. Peserta dari acara ini sebagian
besar merupakan ibu-bu rumah tangga RW 15 taman sari. Menurut Bapak Carles
selaku perwakilan dosen Teknik Industri UNPAR,
beliau ingin meningkatkan kesadaran kepada warga untuk dapat mengolah sampah
dengan baik. Sehingga dengan mengikuti acara warga taman sari mampu mengolah
sampah menjadi barang yang berguna. Menurut bapak RW, dahulu RW 15 pernah
mencoba mengolah sampah mejadi barang untuk dijual, hanya saja hal tersebut
masih belum berhasil, sehingga saat ini Bapak RW berharap Mahasiswa Teknik
Industri UNPAR
mampu membantu bukan hanya membuat produk dan mengurangi sampah, melainkan
mampu juga menjual produk secara marketing. Kata sambutan terakhir diberikan
oleh ketua HMPSTI UNPAR 2015-2016 yaitu kevin. Kevin melakukan sosialisasi
dengan ibu-ibu yang hadir dalam acara olah sampah.
Presentasi Oleh Dosen Teknik Industri UNPAR
Pada
pukul 09.15
pagi, acara dilanjutkan dengan presentasi oleh dosen Teknik Industri UNPAR yakni Ibu Loren. Ibu
Loren memulai presentasi dengan sosialisasi kepada warga terlebih dahulu.
Menurut Ibu Loren kondisi Bandung dalam menghadapi sampah masih kurang baik.
Contohnya pada lebaran
tahun lalu, saat
orang-orang
mengotori alun-alun
kota bandung. Setelah bersosialsisai, acara dilanjutkan dengan penjelasan
mengenai sampah organik dan sampah anorganik. Menurut Ibu Loren, dalam membuang
sampah, sampah dipisahkan menjadi sampah organik dan anorganik, selain itu warga juga
diajak untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Sampah
yang sering muncul dilingkungan ini merupakan sampah organik.
Warga Taman Sari pada umumnya membakar
sampah setiap paginya, akan tetapi menurut Ibu Loren, sampah yang dibakar mampu
menimbulkan pencemaran udara. Menurut beliau sebaiknya pembakaran sampah
dikurangi. Pengolahan
sampah organic dapat dilakukan dengan mengubah
sampah organik menjadi
kompos. Ibu
Loren menyarankan hal tersebut karena adanya biodigester pada lingkungan RW 15 Kelurahan Taman Sari, pengolahan sampah organiK menjadi kompos merupakan solusi terbaik dalam mengolah sampah disana. Untuk sampah anorganik, sebaiknya diterapkan prinsip 3R yakni reduce reuse dan recicle. Saat presentasi dilakukan, ternyata dapat diketahui ibu-ibu warga Taman Sari ternyata sudah terbiasa mengolah sampah anorganik menjadi barang lain.
Loren menyarankan hal tersebut karena adanya biodigester pada lingkungan RW 15 Kelurahan Taman Sari, pengolahan sampah organiK menjadi kompos merupakan solusi terbaik dalam mengolah sampah disana. Untuk sampah anorganik, sebaiknya diterapkan prinsip 3R yakni reduce reuse dan recicle. Saat presentasi dilakukan, ternyata dapat diketahui ibu-ibu warga Taman Sari ternyata sudah terbiasa mengolah sampah anorganik menjadi barang lain.
Mendengarkan
presentasi oleh ibu Loren, ibu-ibu yang awalnya bingung mulai mengerti
bagaimana sebaiknya mengolah sampah yang dihasilkan sehari-hari. Akan tetapi, sebagian
besar ibu-ibu rumah tangga memiliki anak, sehingga mereka merasa kesulitan
dalam mencari waktu yang tepat untuk melakukan pengolahan sampah. Akhirnya
presentasi ditutup dengan sesi tanya jawab oleh pembiacara. Pada pukul 09.35, presentasi oleh dosen
telah selesai. Acara dilanjutkan dengan penjelasan mengenai bank sampah dan
biodigester secara singkat oleh mahasiswa Teknik
Industri UNPAR.
Diskusi Terbuka
Acara dilanjutkan dengan industri
terbuka mengenai kampung industri kreatif. Acara dimulai pukul 10.00 dimana
terdapat tiga orang pembicara yang merupakan mahasiswa Teknik Industri UNPAR, yaitu Abimanyu, Handy, dan Kevin. Diskusi
dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu acara ESC dan ICE. ESC merupakan
acara yang bertujuan mendaur ulang sampah anorganik. Sedangkan ICE akan
menyediakan bank sampah untuk menampung sampah anorganik yang dihasilkan
masyarakat sekitar. Dibalik kedua acara tersebut, tujuan
utama dari acara ini merupakan kegiatan tukar pikir antara mahasiswa dan warga dalam
rangka menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi RW 15.
Bapak
RW pun ikut memberikan komentar dalam diskusi ini. Menurut bapak RW mereka
dapat memproduksi produk dari sampah anorganik, akan tetapi mereka mengalami
kesulitan dalam sistem marketing. Mendengar hal tersebut, Ibu Loren selaku
dosen Teknik Industri
UNPAR ingin membantu, menurut beliau, penjualan barang dapat dilakukan saat ada
acara-acara besar seperti 17 Agustus atau melalui suatu pameran khusus dimana
barang yang didaur ulang dapat dijual dengan harga pasaran yang sangat tinggi,
jika produk yang dihasilkan memang berkualitas baik. Ibu Loren juga bersedia
membantu dalam marketing atau pemasaran dari produk yang dihasilkan. Menurut
Abi, ESC juga akan membuka toko
online dalam membantu penjualan produk. Membalas komentar tersebut, bapak RW
mengaku bahwa salah seorang warganya sudah mampu membuat, sehingga produk yang
dihasilkan pastinya memiliki kualitas yang baik. Sehingga beliau berharap besar
PMTI UNPAR mampu membantu melakukan pemasaran produk tersebut dan bagi mereka
yang belum mampu membuat produk dengan baik, dapat dilatih oleh tim trainer ESC.
Akhir
kata, menurut ketiga pembicara yang ada, kemungkinan produk yang dibuat untuk
laku sangat besar. Hal ini dikarenakan masih belum ada produsen tetap yang
memproduksi produk daur ulang hingga saat ini. Bapak RW juga mengatakan, beliau
sudah bertemu dengan wali kota Bandung mengenai pembangunan skywalk dijalan cihampelas ini. Menurut beliau, dengan adanya skywalk, hal ini dapat menjadi pemicu
dalam marketing produk kreatif yang diproduksi.
Pelatihan Produk Daur Ulang
Setelah acara diskusi
terbuka, acara selanjutnya adalah pelatihan produk daur ulang oleh trainer ESC. Dalam pelatihan ini, warga RW 15 diajarkan teknik dasar menganyam. Produk
yang akan dibuat adalah tas koran anyam. Produk yang dihasilkan pun menarik banyak
perhatian orang-orang sekitar, karena hasil yang bagus serta memuaskan.
Pelatihan ini, akan dilanjutkan pada minggu depan hari sabtu tanggal 27
Februari 2016.
Wednesday, February 3, 2016
Introduction
ESC yang
merupakan singkatan dari Engineering Society College adalah acara pengabdian
masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa teknik industri UNPAR setiap satu
tahun sekali. Acara pengabdian masyarakat ini
pada umunya bertujuan untuk
menolong masyarakat golongan menengah kebawah dengan bantuan dana yang berasal
dari seluruh mahasiswa Teknik Industri UNPAR sendiri. Pada awalanya ESC
diciptakan dengan dibawahi visi misi dari kampus UNPAR yaitu menuntut ilmu
setinggi tingginya untuk membantu sesama.
Pada tahun sebelumnya ESC terjun
dalam mengajarkan masyarakat disekitar lingkungan kampus UNPAR agar dapat
mengoperasikan komputer secara dasar. Hal tersebut meliputi pembelajaran
penggunaan software Microsoft word dan Microsoft excel. Ditahun 2016 ini,
dengan revolusi baru, ESC berniat untuk melakukan lebih dari sekedar pengabdian
masyarakat biasa. ESC akan membantu masyarakat kelurahan tamansari khususnya
masyarakat RW 15 yang berada dibawah jembatan paso pati. Masyarakat akan
dipandu untuk membuat kerajinan tangan yang mampu dijual kepada dunia luar
dalam rangka menambah masukan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari –
hari. Produk yang dibuat akan diberi brand Upah dengan singkatan Ubah Sampah. Produk
dari brand upah merupakan barang bekas atau biasa dikatakan sampah yang diolah
menjadi barang baru yang layak dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam acara ESC 2016 ini. ESC
bekerja sama dengan acara pengabdian masyarakat lainnya yaitu bakti sosial
teknik industri unpar dalam rangka membantu masyarakat keluarahan taman sari.
Acara bakti sosial sendiri bertujuan untuk membuat biodigester dan bank sampah
dilingkungan kelurahan taman sari. Kerja sama antara ESC dan baksos ini diberi
nama baru yaitu PMTI. Akhir kata, melalui PMTI ini kehidupan masyarakat
kelurahan taman sari dapat menjadi lebih baik dan sejahtera.
#perubahanyata
Subscribe to:
Posts (Atom)