Thursday, March 17, 2016

Hari Pertama PMTI 2016, 20 Februari 2016

      Pada pukul 9 pagi hari, acara PMTI UNPAR dimulai dengan kata sambutan dari perwakilan dosen Teknik Industri UNPAR, ketua RW taman sari, dan ketua HMPSTI UNPAR. Peserta dari acara ini sebagian besar merupakan ibu-bu rumah tangga RW 15 taman sari. Menurut Bapak Carles selaku perwakilan dosen Teknik Industri UNPAR, beliau ingin meningkatkan kesadaran kepada warga untuk dapat mengolah sampah dengan baik. Sehingga dengan mengikuti acara warga taman sari mampu mengolah sampah menjadi barang yang berguna. Menurut bapak RW, dahulu RW 15 pernah mencoba mengolah sampah mejadi barang untuk dijual, hanya saja hal tersebut masih belum berhasil, sehingga saat ini Bapak RW berharap Mahasiswa Teknik Industri UNPAR mampu membantu bukan hanya membuat produk dan mengurangi sampah, melainkan mampu juga menjual produk secara marketing. Kata sambutan terakhir diberikan oleh ketua HMPSTI UNPAR 2015-2016 yaitu kevin. Kevin melakukan sosialisasi dengan ibu-ibu yang hadir dalam acara olah sampah.

Presentasi Oleh Dosen Teknik Industri UNPAR

              Pada pukul 09.15 pagi, acara dilanjutkan dengan presentasi oleh dosen Teknik Industri UNPAR yakni Ibu Loren. Ibu Loren memulai presentasi dengan sosialisasi kepada warga terlebih dahulu. Menurut Ibu Loren kondisi Bandung dalam menghadapi sampah masih kurang baik. Contohnya pada lebaran tahun lalu, saat orang-orang mengotori alun-alun kota bandung. Setelah bersosialsisai, acara dilanjutkan dengan penjelasan mengenai sampah organik dan sampah anorganik. Menurut Ibu Loren, dalam membuang sampah, sampah dipisahkan menjadi sampah organik dan anorganik, selain itu warga juga diajak untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Sampah yang sering muncul dilingkungan ini merupakan sampah organik.
              Warga Taman Sari pada umumnya membakar sampah setiap paginya, akan tetapi menurut Ibu Loren, sampah yang dibakar mampu menimbulkan pencemaran udara. Menurut beliau sebaiknya pembakaran sampah dikurangi. Pengolahan sampah organic dapat dilakukan dengan mengubah sampah organik menjadi kompos. Ibu 
Loren menyarankan hal tersebut karena adanya biodigester pada lingkungan RW 15 Kelurahan Taman Sari, pengolahan sampah organiK menjadi kompos merupakan solusi terbaik dalam mengolah sampah disana. Untuk sampah anorganik, sebaiknya diterapkan prinsip 3R yakni reduce reuse dan recicle. Saat presentasi dilakukan, ternyata dapat diketahui ibu-ibu warga Taman Sari ternyata sudah terbiasa mengolah sampah anorganik menjadi barang lain.
              Mendengarkan presentasi oleh ibu Loren, ibu-ibu yang awalnya bingung mulai mengerti bagaimana sebaiknya mengolah sampah yang dihasilkan sehari-hari. Akan tetapi, sebagian besar ibu-ibu rumah tangga memiliki anak, sehingga mereka merasa kesulitan dalam mencari waktu yang tepat untuk melakukan pengolahan sampah. Akhirnya presentasi ditutup dengan sesi tanya jawab oleh pembiacara. Pada pukul 09.35, presentasi oleh dosen telah selesai. Acara dilanjutkan dengan penjelasan mengenai bank sampah dan biodigester secara singkat oleh mahasiswa Teknik Industri UNPAR.

Diskusi Terbuka

              Acara dilanjutkan dengan industri terbuka mengenai kampung industri kreatif. Acara dimulai pukul 10.00 dimana terdapat tiga orang pembicara yang merupakan mahasiswa Teknik Industri UNPAR, yaitu Abimanyu, Handy, dan Kevin. Diskusi dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu acara ESC dan ICE. ESC merupakan acara yang bertujuan mendaur ulang sampah anorganik. Sedangkan ICE akan menyediakan bank sampah untuk menampung sampah anorganik yang dihasilkan masyarakat sekitar. Dibalik kedua acara tersebut, tujuan utama dari acara ini merupakan kegiatan tukar pikir antara mahasiswa dan warga dalam rangka menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi RW 15.
              Bapak RW pun ikut memberikan komentar dalam diskusi ini. Menurut bapak RW mereka dapat memproduksi produk dari sampah anorganik, akan tetapi mereka mengalami kesulitan dalam sistem marketing. Mendengar hal tersebut, Ibu Loren selaku dosen Teknik Industri UNPAR ingin membantu, menurut beliau, penjualan barang dapat dilakukan saat ada acara-acara besar seperti 17 Agustus atau melalui suatu pameran khusus dimana barang yang didaur ulang dapat dijual dengan harga pasaran yang sangat tinggi, jika produk yang dihasilkan memang berkualitas baik. Ibu Loren juga bersedia membantu dalam marketing atau pemasaran dari produk yang dihasilkan. Menurut Abi, ESC juga akan membuka toko online dalam membantu penjualan produk. Membalas komentar tersebut, bapak RW mengaku bahwa salah seorang warganya sudah mampu membuat, sehingga produk yang dihasilkan pastinya memiliki kualitas yang baik. Sehingga beliau berharap besar PMTI UNPAR mampu membantu melakukan pemasaran produk tersebut dan bagi mereka yang belum mampu membuat produk dengan baik, dapat dilatih oleh tim trainer ESC.
              Akhir kata, menurut ketiga pembicara yang ada, kemungkinan produk yang dibuat untuk laku sangat besar. Hal ini dikarenakan masih belum ada produsen tetap yang memproduksi produk daur ulang hingga saat ini. Bapak RW juga mengatakan, beliau sudah bertemu dengan wali kota Bandung mengenai pembangunan skywalk dijalan cihampelas ini. Menurut beliau, dengan adanya skywalk, hal ini dapat menjadi pemicu dalam marketing produk kreatif yang diproduksi.

Pelatihan Produk Daur Ulang


Setelah acara diskusi terbuka, acara selanjutnya adalah pelatihan produk daur ulang oleh trainer ESC. Dalam pelatihan ini, warga RW 15 diajarkan teknik dasar menganyam. Produk yang akan dibuat adalah tas koran anyam. Produk yang dihasilkan pun menarik banyak perhatian orang-orang sekitar, karena hasil yang bagus serta memuaskan. Pelatihan ini, akan dilanjutkan pada minggu depan hari sabtu tanggal 27 Februari 2016.

No comments:

Post a Comment